Jejak Koperasi : Pilar Ekonomi Rakyat Indonesia
06 August 2025
Created By: Steven jefferson

Jejak Koperasi: Pilar Ekonomi
Rakyat Indonesia
Di tengah ramainya dunia bisnis
modern, sering kali kita melupakan satu pilar ekonomi yang sudah ada sejak lama
di Indonesia: Koperasi. Bukan sekadar badan usaha, koperasi adalah
cerminan semangat gotong royong dan kemandirian yang telah membuktikan perannya
sebagai penjaga ekonomi rakyat.
Sejarah koperasi di Indonesia
dimulai pada akhir abad ke-19, saat pemerintah kolonial Belanda masih berkuasa.
Pada masa itu, kondisi ekonomi rakyat sangatlah sulit, dengan banyak petani dan
pengrajin yang terjerat utang pada para rentenir dengan bunga yang sangat
mencekik. Melihat kondisi ini, beberapa tokoh bangsa mulai mencari jalan
keluar. Salah satu inisiator utamanya adalah R. Aria Wiriaatmadja,
seorang Patih di Purwokerto. Pada tahun 1896, beliau mendirikan De
Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden (Bank Simpan
Pinjam para Priyayi Purwokerto). Meski namanya berbau feodal, tujuannya mulia:
memberikan pinjaman dengan bunga yang rendah kepada para pegawai dan priyayi.
Inilah cikal bakal koperasi modern di Indonesia. Gerakan ini kemudian
menginspirasi banyak tokoh lain, seperti dr. Soetomo yang pada tahun
1908 mendirikan Budi Utomo, sebuah organisasi yang juga mendorong
berdirinya koperasi. Namun, gerakan koperasi semakin berkembang pesat berkat
peran Bung Hatta, yang kelak dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Beliau melihat koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk melawan
penjajahan dan membangun kemandirian bangsa.
Kehadiran koperasi di masa lalu
memberikan dampak positif yang sangat signifikan, terutama bagi masyarakat
lapisan bawah. Pertama, koperasi menjadi penyelamat dari jeratan
rentenir, di mana para petani dan pedagang kecil bisa mendapatkan modal usaha
atau pinjaman mendesak dengan bunga yang adil, jauh lebih ringan. Kedua,
dengan prinsip dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota, keuntungan yang
diperoleh koperasi akan kembali lagi kepada para anggotanya dalam bentuk Sisa
Hasil Usaha (SHU), yang secara langsung meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan mereka. Ketiga, koperasi tidak hanya mengajarkan tentang
ekonomi, tetapi juga menumbuhkan semangat kebersamaan dan gotong royong.
Melalui musyawarah, para anggota belajar mengambil keputusan bersama dan
bertanggung jawab. Keempat, koperasi memungkinkan para petani dan
pengrajin kecil untuk menjual produk mereka secara kolektif, sehingga mereka
memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam menentukan harga di pasar.
Koperasi adalah bukti nyata bahwa
kekuatan kolektif mampu menciptakan perubahan besar. Ia adalah sebuah idealisme
yang berlandaskan pada keadilan, kemandirian, dan kesejahteraan bersama.
Sebagai generasi penerus, sudah saatnya kita kembali menengok nilai-nilai luhur
koperasi. Mungkin, di era digital ini, semangat yang sama bisa kita terapkan
untuk membangun ekosistem bisnis yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Berita Terbaru

Koperas Sigap Nusantara KSN Gelar Khitanan Massal Serentak: Wujud Nyata Kepedulian untuk Anggota
23 July 2025

Pertemuan Koperasi Sigap Nusantara (KSN) dengan ABUJAPI Wilayah Jawa Timur, Perkuat Silaturahmi dan Kerjasama
06 March 2025

Apel Gabungan SATPAM Astra Honda Motor Cikarang: Memperkuat Kekompakan dan Sinergi Antar Security
20 February 2025

22 Tahun Berkarya, Koperasi Sigap Nusantara KSN (KSN) Gelar Fun Run 5K Bersama Anggota SATPAM SIGAP
04 February 2025